oleh : an-Nawawi rahimahullah
Hadits ke-1
Dari Amir al-Mukminin Abu Hafsh Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhu beliau mengatakan : Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang hanya akan mendapatkan balasan sesuai niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena menaati Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia inginkan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh dua orang imam ahli hadits yaitu Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari dan Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi an-Naisaburi di dalam kedua kitab mereka yang merupakan kitab paling sahih yang pernah disusun).
Hadits ke-2
Dari Umar pula, beliau berkata : Ketika suatu hari kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba muncul seorang lelaki yang berpakaian sangat putih, berrambut sangat hitam, dan tidak dikenali oleh seorang pun di antara kami. Hingga akhirnya dia duduk di depan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diletakkannya kedua lututnya menyentuh kedua lutut Nabi. Dan dia letakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya. Dia mengatakan, “Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang Islam?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Islam yaitu kamu bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang benar) kecuali Allah dan Muhammad adalah rasul/utusan Allah, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan kamu berangkat haji ke Ka’bah apabila kamu berkemampuan untuk melakukan perjalanan ke sana.” Lelaki itu mengatakan, “Kamu benar.” Kami pun terheran-heran kepadanya, dia yang bertanya, akan tetapi dia juga yang membenarkannya. Lalu dia berkata, “Beritahukanlah kepadaku tentang iman?” Maka beliau menjawab, “Yaitu kamu beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.” Dia kembali mengatakan, “Kamu benar, lalu beritahukanlah kepadaku tentang ihsan?”. Maka Nabi menjawab, “Yaitu kamu beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya. Dan jika kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya maka sesungguhnya Dia Melihatmu.” Dia berkata, “Beritahukanlah kepadaku tentang (waktu) hari kiamat?”. Maka Nabi menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih mengerti daripada orang yang bertanya.” Lelaki itu bertanya lagi, “Kalau demikian, beritahukanlah kepadaku tentang tanda-tandanya?” Beliau mengatakan, “Yaitu ketika terjadi seorang budak perempuan melahirkan tuannya, dan kamu melihat orang-orang tadinya telanjang kaki, tidak punyai pakaian, miskin, yang pekerjaannya menggembalakan binatang sudah bisa berlomba-lomba untuk meninggikan bangunan.” Kemudian lelaki itu pun beranjak pergi. Setelah berlalu beberapa hari lamanya, beliau (Nabi) bertanya kepadaku, “Wahai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu?”. Aku jawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau pun bersabda, “Itu adalah Jibril yang datang untuk mengajarkan kepada kalian tentang agama kalian.” (HR. Muslim)
Hadits ke-3
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhuma beliau berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam dibangun di atas lima perkara : persaksian bahwa tidak ada yang (berhak) diibadahi kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, mengerjakan haji ke Ka’bah, dan menunaikan puasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ke-4
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahuta’ala ‘anhu beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam ash-Shadiq al-Mashduq (yang benar dan dibenarkan) menceritakan kepada kami, “Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (mani), kemudian sesudah itu menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama waktu yang sama, kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) selama waktu yang sama, kemudian barulah diutus malaikat yang diperintahkan untuk meniupkan ruh dan mencatat empat perkara : rezekinya, ajalnya, amalnya, dan apakah dia binasa atau berbahagia. Maka demi Allah Dzat yang tidak ada sesembahan (yang benar) selain Dia, sesungguhnya ada salah seorang dari kalian yang benar-benar mengerjakan amalan penduduk surga hingga jarak antara dirinya dengan surga tinggal sejengkal, namun karena isi catatan takdir yang telah ditulis (sebelumnya) maka dia pun melakukan amalan penduduk neraka dan akhirnya masuk ke sana . Dan sesungguhnya ada pula salah seorang di antara kalian yang mengerjakan amalan penduduk neraka hingga jarak antara dirinya dengan neraka tinggal sejengkal namun karena isi catatan takdir yang telah ditulis (sebelumnya) maka dia pun melakukan amalan penduduk surga dan akhirnya dia masuk ke sana .” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ke-5
Dari Ummu al-Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu’anha, beliau mengatakan : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengada-adakan suatu urusan yang tidak ada ajarannya dari kami maka ia tertolak .” (HR. Bukhari dan Muslim). Sedangkan dalam riwayat Muslim disebutkan dengan teks, “Barangsiapa yang mengerjakan sesuatu amal yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka amalan itu tertolak .”
Hadits ke-6
Dari Abu Abdillah an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhuma, beliau berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perkara yang halal itu jelas, dan perkara yang haram juga jelas. Dan di antara keduanya terdapat hal-hal yang samar dan meragukan. Banyak orang yang tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjaga dirinya dari hal-hal yang samar dan meragukan itu maka niscaya akan terpelihara agama dan harga dirinya. Dan barangsiapa yang nekad menerjang hal-hal yang samar dan meragukan itu maka dia terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana halnya seorang penggembala yang menggembalakan hewannya di sekitar daerah larangan, hampir-hampir saja dia memasukinya. Ingatlah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila daging itu baik maka baiklah seluruh anggota badan. Dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh anggota badan. Ketahuilah segumpal daging itu adalah jantung.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ke-7
Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Dari radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasehat.” Maka kami pun bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Yaitu bagi Allah , kitab-Nya , rasul-Nya , para pemimpin kaum muslimin dan segenap rakyatnya.” (HR. Muslim).
Hadits ke-8
Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ta’ala ‘anhuma Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi umat manusia sampai mereka mau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang benar) selain Allah, mempersaksikan bahwa Muhammad adalah utusan Allah , mendirikan shalat , dan membayarkan zakat. Kalau mereka sudah mengerjakan itu semua maka darah dan hartanya terpelihara dariku kecuali karena sebab yang dibenarkan oleh Islam. Dan hisab/perhitungan amal mereka diserahkan kepada Allah ta’ala.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ke-9
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Shakhr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, beliau mengatakan : Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda, “Apa saja yang aku larang kepada kalian maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian maka kerjakanlah sekuat kemampuan kalian . Karena sesungguhnya penyebab kebinasaan umat-umat terdahulu adalah karena mereka banyak bertanya (yang tidak perlu) dan menyelisihi (menentang) nabi-nabi mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ke-10
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ta’ala ‘anhu beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha baik , Dia tidak mau menerima kecuali yang baik-baik . Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman dengan perintah yang juga Allah berikan kepada para rasul, Allah berfirman (yang artinya), “Hai para rasul, makanlah yang baik-baik dan kerjakanlah amal salih .” (QS. al-Mukminun : 51). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari rezeki yang Kami berikan kepada kalian.” (QS. al-Baqarah : 172). Kemudian beliau menceritakan tentang seorang lelaki yang tengah mengadakan perjalanan jauh (safar) dalam keadaan kusut dan berdebu dia pun mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa , “Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!”. “Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dia isi (perutnya) dengan yang haram-haram. Lantas bagaimana mungkin doanya dikabulkan.” (HR. Muslim).
Hadits ke-11
Dari Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesayangan beliau semoga Allah meridhai mereka berdua, beliau mengatakan : Aku hafal sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tinggalkanlah hal-hal yang meragukanmu kepada hal-hal yang tidak meragukanmu.” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i, Tirmidzi mengatakan : hadits hasan sahih).
Hadits ke-12
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta’ala ‘anhu beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah satu tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa saja yang tidak penting baginya .” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Tirmidzi dan yang lainnya dengan teks demikian).
Hadits ke-13
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ta’ala ‘anhu seorang pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga dia mencintai bagi saudaranya (seperti) apa saja yang dicintainya bagi dirinya sendiri .” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ke-14
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ta’ala ‘anhu beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak halal (menumpahkan) darah seorang muslim kecuali karena salah satu di antara tiga sebab : seorang yang telah menikah namun berzina, orang yang membunuh orang lain , orang yang meninggalkan agama (Islam) serta memisahkan diri dari jama’ah .” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ke-15
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia berkata baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ke-16
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, ada seorang lelaki yang berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Nasihatilah saya.” Beliau pun bersabda, “Jangan marah .” Orang itu pun mengulangi permintaannya beberapa kali, namun beliau tetap berpesan, “Jangan marah.” (HR. Bukhari).
Hadits ke-17
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah mewajibkan untuk berbuat ihsan (kebaikan) dalam segala hal. Apabila kamu membunuh maka bunuhlah dengan cara yang baik . Dan apabila kamu menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik , hendaknya dia menajamkan pisaunya dan menenangkan hewan yang akan dia sembelih.” (HR. Muslim).
Hadits ke-18
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ta’ala ‘anhuma dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada. Ikutilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik , niscaya hal itu akan menghapuskannya . Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik .” (HR. Tirmidzi, dia berkata : hadits hasan, sedangkan dalam teks yang lain dia mengatakan : hasan sahih).
Hadits ke-19
Dari Abu al-Abbas Abdullah bin Abbas radhiyallahu ta’ala ‘anhuma beliau berkata : Dahulu aku berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari, maka beliau berkata kepadaku, “Hai anak muda! Aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, maka akan kamu dapati Allah di hadapanmu. Apabila kamu hendak meminta maka mintalah kepada Allah. Dan apabila kamu hendak meminta tolong maka mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat manusia bersatu padu untuk memberikan suatu kemanfaatan kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat memberikannya kepadamu kecuali sebatas apa yang telah ditakdirkan Allah bagimu. Seandainya mereka pun bersatu padu untuk menimpakan suatu kemadharatan kepadamu, maka tidak akan bisa membahayakan dirimu kecuali sebatas bahaya yang memang telah ditakdirkan Allah akan menimpa dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran takdir telah kering.” (HR. Tirmidzi, dia mengatakan : hadits hasan sahih).
Sedangkan di dalam riwayat selain Tirmidzi berbunyi, “Jagalah Allah, niscaya kamu temukan Allah di hadapanmu. Kenalilah Allah di saat lapang maka Dia akan mengenalmu di saat sempit. Ketahuilah, apa pun yang ditakdirkan meleset darimu maka tidak akan pernah menimpamu, dan apa pun yang ditakdirkan menimpamu tidak akan pernah meleset darimu. Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan (akan datang) bersama dengan kesabaran, dan jalan keluar bersama dengan kesempitan. Dan setiap kesulitan pasti diikuti kemudahan.”
Hadits ke-20
Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin Amr al-Anshari al-Badri beliau mengatakan : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah satu ajaran yang selalu diperoleh manusia dari ucapan para nabi yang terdahulu adalah : Jika kamu tidak punya rasa malu, maka berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhari).
Hadits ke-21
Dari Abu Amr atau Abu Amrah Sufyan bin Abdullah radhiyallahu’anhu beliau berkata : Aku berkata, “Wahai Rasulullah! Katakanlah kepada saya suatu ucapan dalam Islam yang tidak akan aku tanyakan lagi kepada selain dirimu?” Maka beliau menjawab, “Katakanlah : Aku beriman kepada Allah, lalu istiqamahlah.” (HR. Muslim).
Hadits ke-22
Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdillah al-Anshari radhiyallahu’anhuma, ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia mengatakan, “Bagaimana pendapat anda jika saya hanya mengerjakan shalat-shalat yang wajib saja, berpuasa Ramadhan, saya menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram dan saya tidak menambah amalan apapun sesudah itu, apakah saya bisa masuk surga?” Maka beliau menjawab, “Ya.” (HR. Muslim). Makna mengharamkan yang haram adalah menjauhinya. Sedangkan makna menghalalkan yang halal ialah mengerjakannya dengan meyakini kebolehannya.
Hadits ke-23
Dari Abu Malik al-Harits bin ‘Ashim al-Asy’ari radhiyallahu’anhu, beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kesucian adalah separuh dari iman. Alhamdulillah memenuhi timbangan. Subhanallah dan Alhamdulillah kedua-duanya akan memenuhi tempat antara langit dan bumi. Shalat adalah cahaya. Sedekah adalah bukti. Sabar adalah pancaran sinar. Al-Qur’an itu merupakan hujjah untuk membelamu atau yang akan menjatuhkanmu. Semua orang berangkat pagi-pagi. Maka mereka pun menjual dirinya; ada yang memerdekakkannya, dan ada pula yang justru mencelakakannya.” (HR. Muslim).
Hadits ke-24
Dari Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meriwayatkan ucapan dari Rabbnya ‘azza wa jalla, Allah berfirman : “Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku sendiri. Dan Aku menjadikannya juga haram di antara kalian. Maka janganlah kalian saling menzalimi. Hai hamba-hamba-Ku! Setiap orang di antara kalian pasti sesat kecuali orang yang Aku berikan petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku. Niscaya Aku akan menunjuki kalian. Hai hamba-hamba-Ku! Setiap orang di antara kalian pasti lapar kecuali orang yang Aku beri makanan, maka mintalah makanan kepada-Ku. Niscaya Aku akan memberikan makan kepada kalian. Hai hamba-hamba-Ku! Setiap orang di antara kalian pasti telanjang kecuali orang yang Aku berikan pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku. Niscaya Aku akan memberikan pakaian kepada kalian. Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya kalian selalu berbuat dosa siang dan malam, sedangkan Aku mengampuni semua dosa, maka mintalah ampunan kepada-Ku. Niscaya Aku akan mengampuni kalian. Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya kalian tidak akan pernah bisa membahayakan-Ku, maka timpakanlah bahaya kepada-Ku (jika kalian bisa, pen). Dan kalian juga tidak akan mampu memberikan kemanfaatan kepada-Ku, maka berilah kemanfaatan kepada-Ku (jika kalian bisa, pen). Hai hamba-hamba-Ku! Seandainya orang yang pertama di antara kalian dan yang terakhir, jin maupun manusia semuanya memiliki satu hati orang yang paling bertakwa di antara kalian, maka hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku barang sedikitpun. Hai hamba-hamba-Ku! Seandainya orang yang pertama di antara kalian dan yang terakhir, jin maupun manusia semuanya memiliki satu hati orang yang paling bejat di antara kalian, maka hal itu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku barang sedikitpun. Hai hamba-hamba-Ku! Seandainya orang yang pertama di antara kalian dan yang terakhir, jin maupun manusia semuanya berkumpul di sebuah dataran dan meminta kepada-Ku kemudian Aku berikan setiap permintaan mereka, maka hal itu juga tidak akan mengurangi perbendaharaan yang ada di sisi-Ku kecuali hanya sebagaimana jarum yang dimasukkan ke dalam lautan. Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya itulah amal-amal kalian yang Aku perhitungkan untuk kalian kemudian akan Aku balas kalian dengan sempurna atas amal-amal itu. Barangsiapa yang mendapatkan kebaikan, pujilah Allah. Dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri.” (HR. Muslim).
Hadits ke-25
Dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu pula, ada sekelompok orang dari kalangan para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka juga berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Maka beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan sesuatu yang dapat kalian gunakan untuk bersedekah? Setiap ucapan tasbih adalah sedekah. Setiap ucapan takbir adalah sedekah. Ucapan tahmid adalah sedekah. Ucapan tahlil adalah sedekah. Memerintahkan yang ma’ruf adalah sedekah. Melarang yang mungkar adalah sedekah. Bahkan kalian berhubungan dengan isteri juga sedekah.” Mereka mengatakan, “Wahai Rasulullah! Apakah dengan melampiaskan syahwat, kami akan mendapatkan pahala?”. Beliau menjawab, “Bukankah kalau dia melampiaskannya di tempat yang haram maka dia akan mendapatkan dosa? Maka demikian pula jika dia melampiaskannya di tempat yang halal tentu akan mendapatkan pahala.” (HR. Muslim).
Hadits ke-26
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap persendian manusia harus ditunaikan sedekahnya di setiap hari yang matahari terbit pada saat itu. Mendamaikan dua orang yang bersengketa adalah sedekah. Membantu orang untuk menaiki kendaraan tunggangannya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah. Berkata-kata yang baik adalah sedekah. Setiap langkah kaki menuju tempat shalat adalah sedekah. Menyingkirkan gangguan dari jalan juga sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ke-27
Dari an-Nawas bin Sim’an radhiyallahu’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Kebaikan adalah dengan berakhlak mulia. Sedangkan dosa itu adalah sesuatu yang terasa tidak enak di dalam hati dan kamu tidak suka hal itu diketahui oleh orang lain.” (HR. Muslim).
Dan diriwayatkan dari Wabishah bin Ma’bad radhiyallahu’anhu, beliau mengatakan : Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau berkata kepadaku, “Kamu datang hendak menanyakan tentang kebaikan dan dosa?”. Aku menjawab, “Iya.” Maka beliau bersabda, “Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah sesuatu yang membuat jiwa dan hatimu merasa tenang. Sedangkan dosa adalah sesuatu yang membuat hatimu merasa tidak enak dan membuat dada berdebar-debar, meskipun orang lain memberikan fatwa kepadamu.” (Hadits hasan, kami riwayatkan dari dua buah Musnad yaitu milik Imam Ahmad bin Hanbal dan ad-Darimi dengan sanan yang hasan).
Hadits ke-28
Diriwayatkan dari Abu Najih al-Irbadh bin Sariyah radhiyallahu’anhu beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihati kami dengan suatu nasihat yang sangat membekas sehingga membuat hati bergetar dan meneteskan air mata. Kami pun mengatakan, “Wahai Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasihat perpisahan. Maka berikanlah wasiat/pesan untuk kami.” Maka beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk selalu bertakwa kepada Allah ‘azza wa jalla, mendengar dan taat meskipun pemimpin kalian itu adalah seorang budak. Sesungguhnya barangsiapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku, maka dia akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk mengikuti Sunnahku dan Sunnah Khulafaur rasyidin yang berjalan di atas petunjuk. Gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham. Jauhilah perkara-perkara yang diada-adakan (bid’ah dalam agama, pen). Karena setiap bid’ah itu sesat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, ia mengatakan : hadits hasan sahih).
Hadits ke-29
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu, beliau mengatakan : Aku berkata, “Wahai Rasulullah! Kabarkan kepada saya suatu amal yang akan memasukkan saya ke dalam surga dan menjauhkan saya dari neraka.” Beiau pun bersabda, “Sungguh kamu telah menanyakan perkara yang besar, dan hal itu mudah dilakukan bagi orang yang diberikan kemudahan oleh Allah ta’ala. Yaitu hendaknya kamu beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Kamu tegakkan shalat. Kamu bayarkan zakat. Kamu berpuasa Ramadhan. Kamu tunaikan haji.” Kemudian beliau berkata, “Maukah aku tunjukkan kepadamu tentang pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai. Sedekah akan memadamkan dosa sebagaimana air yang memadamkan kobaran api, demikian pula shalat yang dikerjakan oleh seseorang di tengah malam.” Kemudian beliau membaca ayat, “Lambung-lambung mereka jauh dari tempat tidur..” hingga “apa yang mereka kerjakan.” Kemudian beliau bersabda, “Maukah aku beritahukan kepadamu mengenai pokok segala urusan, pilarnya, dan puncaknya?” Maka aku menjawab, “Mau wahai Rasulullah!”. Beliau bersabda, “Pokok segala urusan adalah Islam, pilarnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.” Kemudian beliau berkata, “Maukah aku kabarkan kepadamu sesuatu yang menjadi kunci bagi itu semua?” Aku katakan, “Tentu saja mau wahai Rasulullah!”. Maka beliau memagang lidahnya dan mengatakan, “Tahanlah olehmu (lidah) ini.” Aku pun kembali bertanya, “Apakah kami akan disiksa gara-gara ucapan yang kami lontarkan?”. Maka beliau menjawab, “Ibumu kehilangan kamu (sungguh celaka kamu, pent.)! Adakah sebab yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka sehingga diseret di atas mukanya atau di atas tengkuknya kecuali karena buah perbuatan lisan mereka?” (HR. Tirmidzi, dia berkata : hadits hasan sahih).
Hadits ke-30
Dari Abu Tsa’labah al-Khusyani Jurtsum bin Nasyir radhiyallahu’anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala telah mewajibkan berbagai kewajiban. Maka janganlah kalian menyia-nyiakannya. Allah juga telah membuat batasan-batasan, maka janganlah kamu langgar. Dan Allah haramkan beberapa perkara maka janganlah kamu terjang. Allah diam terhadap banyak perkara karena rasa kasih sayang-Nya, bukan karena lupa, maka janganlah kalian sibuk memperdebatkannya.” (HR. ad-Daruquthni, hasan).
Hadits ke-31
Dari Abu al-Abbas Sahl bin Sa’ad as-Sa’idi radhilayallahu’anhu, beliau mengatakan : Datang seorang lelaki kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mengatakan, “Wahai Rasulullah! Tunjukkanlah kepada saya suatu amalan yang jika saya kerjakan maka Allah akan mencintai saya dan manusia juga mencintai saya.” Maka beliau bersabda, “Zuhudlah kamu di dunia nicsaya Alah mencintaimu, dan zuhudlah kamu terhadap apa yang ada pada manusia niscaya manusia akan mencintaimu.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan yang lainnya dengan sanad-sanad yang hasan).
Hadits ke-32
Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh membahayakan, baik dalam rangka mencari keuntungan pribadi atau pun bukan.” (Hadits hasan diriwayatkan Ibnu Majah, Daruquthni dan yang lainnya dengan sanad bersambung, sedangkan Malik meriwayatkannya secara mursal dari Amr bin Yahya dari bapaknya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa menyebutkan Abu Sa’id. Hadits dari jalan ini memiliki (hadits) pendukung lain yang saling menguatkan).
Hadits ke-33
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Seandainya semua orang diberikan apa yang mereka tuntut maka tentunya sekelompok orang akan menuntut harta orang lain dan darah mereka. Namun orang yang mendakwa harus membawa bukti, sedangkan orang yang mengingkari tuduhan itu harus bersumpah.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Baihaqi dan yang lainnya dengan teks demikian, sebagian isinya terdapat di dalam Sahihain).
Hadits ke-34
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu beliau mengatakan : Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran maka hendaknya dia mengubahnya dengan tangannya, kalau tidak mampu maka dengan lisannya, dan kalau tidak mampu juga maka cukup dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).
Hadits ke-35
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian saling mendengki. Janganlah saling merebut dagangan saudaranya. Janganlah saling membenci. Dan jangan kalian saling membelakangi. Janganlah salah seorang dari kalian membeli barang yang sudah dibeli saudaranya. Wahai hamba-hamba Allah, jadilah kalian orang-orang yang bersaudara. Muslim yang satu adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh menzaliminya, tidak boleh menelantarkannya, tidak boleh berdusta kepadanya, dan tidak boleh merendahkannya. Ketakwaan terletak di sini -beliau mengisyaratkan ke dadanya sebanyak tiga kali- cukuplah suatu keburukan pada diri seseorang apabila ia merendahkan saudaranya sesama muslim. Semua orang Islam bagi orang Islam yang lain terpelihara darahnya, hartanya, dan harga dirinya.” (HR. Muslim).
Hadits ke-36
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Barangsiapa yang melepaskan sebuah kesulitan dunia bagi seorang mukmin maka Allah akan melepaskan baginya kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa yang memudahkan orang yang sedang terlilit hutang maka Allah akan memudahkan untuknya kebaikan di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi kejelekan seorang muslim maka Allah akan menutupi kejelekannya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama dia senantiasa mau membantu kesulitan saudaranya. Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menimba ilmu (agama) niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di dalam sebuah rumah Allah sembari membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka kecuali pasti akan turun kepada mereka ketenangan, mereka akan diliputi kasih sayang, dan para malaikat juga akan mengelilingi mereka, Allah akan menyebut-nyebut nama mereka di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka nasabnya tidak akan bisa mengangkat kedudukan dirinya.” (HR. Muslim dengan teks demikian).
Hadits ke-37
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membawakan hadits dari Rabbnya tabaraka wa ta’ala, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa yang bertekad mengerjakan suatu kebaikan lalu tidak sempat mengerjakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai satu kebaikan penuh. Apabila dia bertekad untuk mengerjakannya lantas mengerjakannya maka Allah mencatat pahalanya dengan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kebaikan sampai berlipat-lipat. Apabila dia bertekad untuk mengerjakan satu keburukan lalu tidak jadi mengerjakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai satu kebaikan penuh. Dan apabila dia bertekad mengerjakan satu keburukan dan jadi mengerjakannya maka Allah hanya akan mencatatnya sebagai sebuah kejelekan saja.” (HR. Bukhari dan Muslim di dalam kedua kitab Sahihnya dengan kata-kata yang sama).
Hadits ke-38
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau mengatakan : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku mengumumkan peperangan kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cukai daripada amal yang aku wajibkan kepadanya. Jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal sunnah sampai akhirnya Akupun mencintainya. Apabila Aku sudah mencintainya maka Akulah pendengaran yang dia gunakan untuk mendengar, Akulah pandangan yang dia gunakan untuk melihat, Akulah tangan yang dia gunakan untuk memukul, Akulah kaki yang dia gunakan untuk melangkah. Kalau dia meminta kepada-Ku pasti akan Aku beri. Dan kalau dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti akan Aku lindungi.’.” (HR. Bukhari).
Hadits ke-39
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah berkenan untuk tidak menuntut kesalahan umatku akibat keliru dan lupa serta dalam keadaan terpaksa.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Baihaqi, dan yang lainnya).
Hadits ke-40
Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku kemudian mengatakan, “Jadilah kamu di dunia seperti orang yang asing atau musafir.” Ibnu Umar radhiyallahu ta’ala ‘anhuma mengatakan, “Yaitu apabila tiba waktu sore janganlah kamu menunda amal hingga datang waktu pagi. Apabila berada di waktu pagi janganlah kamu menunda amal hingga waktu sore. Manfaatkan masa sehatmu sebelum tiba masa sakitmu. Isilah hidupmu (dengan kebaikan) untuk menyambut kematianmu.” (HR. Bukhari).
Hadits ke-41
Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin al-‘Ash radhiyallahu’anhuma beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya tunduk mengikuti ajaran yang aku bawa.” (Hadits sahih diriwayatkan dalam Kitab Al-Hujjah dengan sanad sahih).
Hadits ke-42
Dari Anas radhiyallahu’anhu beliau berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam! Sesungguhnya jika kamu masih tetap mau berdoa dan berharap kepada-Ku, maka Aku masih akan mengampuni dosa-dosamu dan Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu mencapai setinggi langit lalu kamu pun meminta ampunan kepada-Ku maka Aku akan ampuni (dosamu). Wahai anak Adam! Sungguh, seandainya kamu datang menghadap-Ku dengan dosa hampir sepenuh bumi kemudian kamu datang menemui-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku pun akan datang menemui kamu dengan ampunan sepenuh itu pula.” (HR. Tirmidzi, dia mengatakan : hadits sahih).